Minggu, 20 Mei 2012

pesan tersirat


Diluar hujan. Berisik! Mereka sangat liar. Berkejar-kejaran ingin mencium pijakan Bumi sang pencipta mata dewa. Sebagian dari mereka pun ada yang dengan nakalnya mencari rembulan yang terperangkap kelam nya malam. bahkan sesekali mengetuk jendela rumah ku dan menyibakkan gorden nya, ia ingin menyampaikan pesan tersirat dalam kelakuannya, malam ini.
Mereka berisik! Misterius! Tapi, aku suka….
Simponi dentingan kasar hujan yang mencium Bumi membuat ku tenang. Tenang dalam buaian, terbuai dalam kemisteriusan hujan. Yang memang benar dan aku juga tau. Setiap dentingannya itu memiliki pesan tersirat. Siratan yang tak akan bisa menjadi surat oleh mereka yang tidak meresapi. Aku meresapi, dan aku merasakan. Mesranya surat dalam hujan dari semua orang yang juga meresapi.
Kadang hujan jemu juga berliar-liaran mencium pijakan Bumi. Sesekali ia panggil temannya yang selalu mengejutkan. Hahaha, mereka sangat lucu. Oh iya, satu lagi temannya. Yang satu ini selalu tak terlihat. Dia adalah teman hujan yang paling netral. Tapi jangan salah, saat ia marah. Ia akan mengamuk dan menghancurkan segala yang ada.

Di antara mereka bertiga, aku paling suka hujan..
aku ingin menikmati romantisme hujan hingga putri pagi muncul dari tempat peradunya. Seolah hasrat untuk meromantis dengan hujan tak akan puing, tak akan runtuh. Walaupun hujan selalu memakan ku dengan dingin nya. Tapi percayalah hujan selalu memerangkap ku dalam ketenangannya.

hujan adalah kerinduan, begitu pula siratan pesannya
Rasakan.. Resapi..
Aku sangat meresapi hujan, dan merasakannya secara nyata.. ada banyak pesan rindu yang disampaikan orang lewat hujan. Ah, hujan seandainya saja kau ini manusia, mungkin aku sudah tergila-gila padamu. Kau terlalu romantis, terlalu tenang, terlalu misterius, terlalu menenangkan, terlalu dewasa, terlalu logis, kau terlalu istimewa bagi ku.
kini aku sedang beromantis bersama hujan, kepada semua orang. Terutama mama ku tercinta
Rasakan.. resapi.. simponi dentingan hujan yang liar mencium pijakan Bumi sang pencipta mata dewa
Aku ada di setiap dentingan itu :)

Depok, 05-07-2011|22:04 WIB
Di saat hujan, semua ini bermula

Terhunus


Asa-Asa sang penyair tergaungkan oleh sang Suara
Takkan bercerai sang sejoli cita-cita. Menjamah jembatan-jembatan pada pecahan-pecahan tanah. Pada puing-puing asa. Pada Semangat Membuncah yang mudah ketai. Ya, Tak kan bercerai. Sang Penyair dan Sang Suara

Melukis Harapan, seiring penutup waktu menyimak,  bermulalah kisah sang sejoli

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Adalah secarik kenangan yang hampir terlupakan. Ketika aku tak melihat lagi. Apakah pemilik harapan hanya akan ada dalam syair sang penyair. Hanya disimpan. Rasa bersalah yang tak pernah di tuangkan. Jika hanya kata-kata. hanya diraba tanpa rasa.

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Bulan masih yang kemarin, menggayut memerah diatas kota. Mengantar wajahku yang keruh meruh. Mengalis membawa seribu duka. Bayang ku tak mengaca. Di atas aliran nafas kertas. Entah kemana perginya. Harum nafas pena yang segar menari dengan jemari ini. Menimbulkan gairah beretorika. Ketika pulang merantau, masih sempat aku menggamit mu.

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Malam tambah muram, segalanya makin tenggelam, kerut hitam memagut, merintih dihimpit buntu. Titik-titiknya hilang ditelan sesuatu yang tak dikenali sang penyair. Sang penyair tetap menulis.  Menulis orasi-orasi jiwa yang kosong pengalaman hingga terangkai menjadi alphabet yang mengerikan!

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Benarkah bahwa dunia hanya sebatas kerinduan? Seperti selarik hujan yang singgah? Tak sanggup mengikis usia yang menjalin debu.  Hati ini hanya disesaki kenangan. Yang urung kembali. Merambah jalan-jalan semak berduri. Terjatuh, tertatih kehilangan diri. Terbata mengeja zaman, melawan arus.
Mungkin hujan yang tetap membasahi ingatan sang penyair.
Tentang hujan yang membawa sejuta rindu yang selalu sang penyair tuangkan lewat tulisan. Dalam dan mengalun. Selebihnya, sang penyair hanya menjadi PECUNDANG!!

Aku Ingin Menjadi Penulis.. suaranya kali ini sesunyi isya. Bukan riuh kanak-kanak. Tapi isak kanak-kanak.

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Mungkin selayaknya ku seberangkan saja kisah-kisah yang hilang. Sang penyair tak berwajah dengan berjuta kenangan. Sang penyair berjaga, bagai serdadu tua. Malam semakin larut. Heningnya, angin mengetuk, hujan mendenting, rintiknya, gerimisnya. Kau layarkan dengan perahu yang tumbuh. Kau antarkan jemari ini menuju sebuah titik. Ke ketinggian puncak Gunung Tajam, sejauh mata melepas pandang. Tampak jurang menantang. Terjal, Curam dan mematikan “satu buku sebelum mati” bersama mitos, gosip dan gurau.

Dan seperti orang-orang menertawakan Nuh As,merekapun tak percaya bila sang sejoli kan kembali. Tak serupa orang yang menggantikan harapan dengan ketidakpastian. Sang penyair tak kan tua jika bersanding dengan sang suara. Sang sejoli tak bersatu ini kan tua tanpa pengagum tanpa penjaga

Kebijaksanaan waktu tidak ingin untuk menjawab
Sekarang waktunya. Satu Buku Sebelum Mati
Tidak ada lagi lembar yang berisi alphabet mengerikan karena ia bercerita betapa pecundangnya seseorang yang retorika tidak berbanding lurus dengan aksi nyata.

Dengan semangat muda sang penyair berlapang dada. Lekas bergegas membawa perkakas. Berpikir cerdas. Bekerja keras. Menyatu dalam darah yang ekntal merah yang membuat sang penyair tak menyerah. Jangan berlari. Tatap hatimu menyambut ambisi. selagi pena masih terhunus. Satu Buku Sebelum Mati



untuk Kuis Tiket GRATIS event KUMPUL PENULIS 2 BANDUNG oleh Glanz Organizer

Jumat, 11 Mei 2012

fragmen cerita


Apakah kau paham, maksud laku ku? Ya, kau tak paham. Visualku menangkap teduhnya mata mu. Teduh melihat bocah ingusan buah hatinya. Inginmu aku bergelayutan dihatimu. Tapi itu bagus, setidaknya kau tak akan mengerti apa maksud semua ini. Maksud leksem yang ku lontarkan. Karena memang ku pudarkan semua. Ku pudarkan semua yang terselip mendetail di buku-buku kalbu. Kau tak akan pernah mengerti. Karena memang aku membuatnya begitu. Pemahaman mu ketai. Ketai dihunus tajamnya laku ku.

Sayup terdengar, hati nurani ku berbisik. Tak mungkinlah aku ajek tak memesona layaknya ini. Haruslah aku beralih asbab aku tak dapat menjarah hati para bidadari surgawi untuk berbisik “Amboi..” kala melihat aku dari khayangan tempat mereka bertinggal. Ha! Langkah mungil gadis bertopeng tomboy, gagah, kuat dan berani pun dimulai. Topeng.

Laksana kupu-kupu cantik yang telah habis masa bermalas-malasannya. Dia pun mencoba keluar dari jeratan pupa yang menjerat nya. Hati pun berpeluh. Tak mau pasrah akan keadaan. Terus berusaha berjuang hingga berhasil memamerkan sayap jelita yang tak abadi. Begitupun aku.

Dapatkah aku? Aku kenal betul bahwa restu illahi kan selalu mengiringi. Begitupun terjangannya. Tak mudah untuk menjadi cantik. Cantik dan menjadi kekasih nya. Mengejar cintanya. Tak mudah. Iblis pun ikut serta berlomba membentut usaha ku menjadi pecah berketai fiasko. Itu pasti. Jelas tertulis dalam surat cinta-Nya.

Sayangnya aku bertopeng tomboy, gagah dan kuat. Seorang pun tak tau seberapa getas, kalai dan hasai nya gadis bertopeng ini. Tentu aku tak biasa dengan kata menyerah. Tetap ku terjang ombaknya hingga moksa menjadi buih. Tahapan yang memang tak dimudahkan ku lalui. Meski ku tau semua itu esoteris daripada ajek sekalian. Mengapa tidak, jika tombaknya akan baik?

Manusia, makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan. Baik, pengertian sempurna disini adalah. Berbuat salah. Memang kami tempatnya salah. Tong salah. Tak disalahkan jika manusia salah. Seorang pun tak boleh. KALIAN! Salah!! Salah mengenai pengertian sempurna di surat cinta-Nya. APA YANG KALIAN TAU? Serampangan menilai orang. Menyampahi paradigma orang. Ehm, maksud ku. AKU! Aku salah menilai kalian salah!

Manipulatif.

Manusia. Manipulatif. Jahat. Allah tidak menggoreskan setitik pun kata menjadi jahat dan manipulatif. Tapi kalian? Awut-awutan bertengkar. Menentukan mana yang baik. Kalian ingin mencermini Kafilah terakhir Allah? Farik! Kadim dan kini jauh berbeda. Kalian nampak pongah!


Hakim yang adil itu Allah SWT. Dia yang tau hambanya ini sedang apa? Apa niatnya? Dia yang maha tau..!


Bukan KALIAN!!

Dan aku berusaha ajek dan tak berlaku seperti kalian. Hentikan hantaman kemanipulatifan ini. Cukupkan, sudahi korban nya hanya berakhir di hamba Allah yang selalu salah ini saja. Yaitu aku. Gadis bertopeng.

Mendesah resah. Jiwa hatiku kembali terjamahkan. Setelah dua tahun silam terjerit sepi hingga melekkah mata hati. Kini jiwaku terpanggil. Akankah dia diilhami Allah? Ah, sudahlah.
Ya masih banyak tahun. Afair? Untuk menjadi afdal. Senyum ku tersungging cilik disudut bibir yang layaknya tak tau akankah kau lihat dan resapi di ruas mimpi saat sadar mu berada di bawah batas.
Hei aku juga altruis
Tapi, Siapalah aku ingin mencintai mu. Andai cintaku pada sang khaliq belum tercapai. Andai bidadari surga belum cemburu terhadap aku.

Aku kagumi sebuah keajaiban. Kasih sayang sang khaliq kepada hambanya yang hanya seorang gadis bertopeng. Tak kuasa mata hati melawan untuk tak sedikit berkedip. Engkau hadirkan jutaan sahabat seperjuangan. Yang bertawa renyah, bersenyum malaikat, bertangis bayi, beriuh kanak-kanak, berotak einstein. Senantiasa setia menemani hidup aku. Di pulau orang. Berpikir keras. Bekerja keras. Menyatu dalam darah yang kental merah. Yang membut kita tak menyerah.

Bangunlah, sadarlah, buka matamu, saring hatimu. Kita semua ini bertopeng. Janganlah menyanggah orang yang munafik. Karena setiap orang itu munafik. Ya, kau, aku, kita semua yang hidup didunia ini. Yakin. Tak ada satu diantara kalian ringan hati mengakui kesunyataan yang terpudarkan oleh masa.
Tapi, pantaskah kita yang memacu penuaan bumi ini hingga kelak ia tak mampu melewati waktu yang digariskan Sang Pencipta? Apakah itu perkerjaan manusia yang secara tak sadar telah dilakoni? Tak ada manusia di antara kita yang sanggup dengan datar hati menerima tudingan pewaris yang tak mampu mewariskan
Tak banyak yang ingin aku utarakan. Hanya ini urahan bulan-bulanku di pulau orang. Urahan pengalaman. Ah, aku seperti wreda saja. Pongahku menggeliat disudut hati.
Dan hari ini. Aku kembali. Kembali ke ketiak sumber cahaya ku. Sumber semangat ku. Sumber cintaku. Sumbernya aku. Seorang gadis bertopeng. Cita Verina
Kecupku pada tanah pembentuk gadis bertopeng ini.
Setinggi-tinggi melambung, surutnya ketanah juga.

Depok, 31 Desember 2011
07.00 | Inspirasi Pagi

Kamis, 10 Mei 2012

dari @cicitataa ke @citaverina31


@ayuntari625 : 
kayanya @cicitataa bagusnya di pb aja nih, soalnya pandai merangkai kata menjadi kalimat indah


wehehe. kakakkk. kan Teknik Grafika dan Penerbitan PNJ fleksibel prodi nya :D *ini ga dibayar sama jurusan saya loh! :D*


@taraataruu  :Ini tweet citacitakuh pengadem hati sekali @cicitataa ‎​​♥ 


kulkas kali ya tara? :D


@ockatos     : @cicitataa Speechless....thank you cita! That's best quote what I ever heard from Cita :-) 
owalah okaa ini moodbooster ku selain ipi @iphyton dan ami @amiyarsya, semangat ya menjalani hidup. hati2 ke kelas pagi2 tar ada tipe-X jatuh sendiri lagi :p

@bungarmdhna   : @cicitataa tweet kakak tentang jilbab menggugah hati bgt u_u
alhamdulillah bunga :-) cepet nyusul ya sayang ^^ aamiin

@InspiraSteve    : Have a great day... Tweet your Bio :) :) :) RT @cicitataa 
my bio? have a great day too mr. Steve :D



 krik krik. cuma seneng aja, dari kicauanku ada yang seneng gitu. ihiyyy. alhamdulillah.. <-- Feeling abis

keep it up, dearest! -My Mother




menyeru kebaikan itu setiap hari, setiap saat, setiap detik, setiap ada kemauan, ada kemauan pasti ada kesempatan, dimana ada ketidakmauan disitulah banyak alasan. betul? hehe :D


setidaknya via twitter :-)









akhirnya di share juga II



lu ke GR an sih cit-_______-

perceiving. antara bikin PD dan buruk sangka.

"penghajaran idealisme itu perlu, kita diingatkan. sesuatu yang berlebihan itu gak baik. imbanglah antara realis dan idealis"

sejauh apa sih cit kamu tau masalah umat?
sejauh apa sih cit kamu kenal personal mereka?
sejauh apa sih cit kamu memahami cara berpikir mereka?

seluas apa sih cit hati kamu untuk menerima komentar, pemikiran, tindakan dan kritik mengagetkan dari mereka?
hujaman lisan. tak apa kan?

hatimu seluas semesta kan? :-)
percayakan Allah mengkaruniaimu hati yang luasnya seluas semesta kan? :-)
jadi, lantunkan rabithah untuk mereka. percaya. semua atas izin Allah. ya, SEMUA :')


as long as you believe in Allah. yah, as long as..


the way i felt


Depok 3 Mei 2012

habis ini, besoknya aku dirawat dirumah sakit-_____-





Akhirnya dishare juga I

Ikatan yang memanipulasi
Perjuangan yang penuh kemunafikan
Tawa yang menjerumuskan
Kebahagiaan penuh kontaravensi

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman
jadi tawanan di tanah orang
sajadah tak mau bersaksi karena tak mengerti

gelisah? mulai gelisah?
pena perlawanan mungkin kan ikut berjibaku

astagfirullah..

cita verina sayangku, mengapa dikau?
tidak apa apa :-)
membatin, ada sesuatu mengiris tembok jantungku.

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman

kenapa aku tak berani bertutur? tuturan banyol yang biasa kuluncurkan untuk membantuku memastikan bahwa "ya, hanya dirimu. semua baik-baik saya" itupun tak mampu. ada sesuatu yang mengganjal

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman

mulut ini bungkam. bungkam, karena mendapati tak ada lagi yang dapat dipercaya..
ya, sirna. semua kepercayaan. seakan tak mau lagi menghadapi dunia diluar sana yang penuh dengan kemunafikan. dan aku.. aku akan menjadi seperti mereka. ga mau *aku terisak*


harus kutumpahkan pada siapa semua ini? semuanya.. semuanya..

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman

Mama.
ku telfon mama. tumpah semuanya. ah mama :-)


the way i felt


Depok 3 Mei 2012
-dipotong telfonan sama mama-





hujan do'a

masih ku hidupkan gerimis yang menyisakan rindu di hati

tidakkah kau rasakan? resapi? aku.. ya aku
aku ada disetiap dentingan gerimis. ada untuk menyatakan. ya, hanya untuk menyatakan. aku merindukan kalian :")