Minggu, 20 Mei 2012

pesan tersirat


Diluar hujan. Berisik! Mereka sangat liar. Berkejar-kejaran ingin mencium pijakan Bumi sang pencipta mata dewa. Sebagian dari mereka pun ada yang dengan nakalnya mencari rembulan yang terperangkap kelam nya malam. bahkan sesekali mengetuk jendela rumah ku dan menyibakkan gorden nya, ia ingin menyampaikan pesan tersirat dalam kelakuannya, malam ini.
Mereka berisik! Misterius! Tapi, aku suka….
Simponi dentingan kasar hujan yang mencium Bumi membuat ku tenang. Tenang dalam buaian, terbuai dalam kemisteriusan hujan. Yang memang benar dan aku juga tau. Setiap dentingannya itu memiliki pesan tersirat. Siratan yang tak akan bisa menjadi surat oleh mereka yang tidak meresapi. Aku meresapi, dan aku merasakan. Mesranya surat dalam hujan dari semua orang yang juga meresapi.
Kadang hujan jemu juga berliar-liaran mencium pijakan Bumi. Sesekali ia panggil temannya yang selalu mengejutkan. Hahaha, mereka sangat lucu. Oh iya, satu lagi temannya. Yang satu ini selalu tak terlihat. Dia adalah teman hujan yang paling netral. Tapi jangan salah, saat ia marah. Ia akan mengamuk dan menghancurkan segala yang ada.

Di antara mereka bertiga, aku paling suka hujan..
aku ingin menikmati romantisme hujan hingga putri pagi muncul dari tempat peradunya. Seolah hasrat untuk meromantis dengan hujan tak akan puing, tak akan runtuh. Walaupun hujan selalu memakan ku dengan dingin nya. Tapi percayalah hujan selalu memerangkap ku dalam ketenangannya.

hujan adalah kerinduan, begitu pula siratan pesannya
Rasakan.. Resapi..
Aku sangat meresapi hujan, dan merasakannya secara nyata.. ada banyak pesan rindu yang disampaikan orang lewat hujan. Ah, hujan seandainya saja kau ini manusia, mungkin aku sudah tergila-gila padamu. Kau terlalu romantis, terlalu tenang, terlalu misterius, terlalu menenangkan, terlalu dewasa, terlalu logis, kau terlalu istimewa bagi ku.
kini aku sedang beromantis bersama hujan, kepada semua orang. Terutama mama ku tercinta
Rasakan.. resapi.. simponi dentingan hujan yang liar mencium pijakan Bumi sang pencipta mata dewa
Aku ada di setiap dentingan itu :)

Depok, 05-07-2011|22:04 WIB
Di saat hujan, semua ini bermula

Terhunus


Asa-Asa sang penyair tergaungkan oleh sang Suara
Takkan bercerai sang sejoli cita-cita. Menjamah jembatan-jembatan pada pecahan-pecahan tanah. Pada puing-puing asa. Pada Semangat Membuncah yang mudah ketai. Ya, Tak kan bercerai. Sang Penyair dan Sang Suara

Melukis Harapan, seiring penutup waktu menyimak,  bermulalah kisah sang sejoli

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Adalah secarik kenangan yang hampir terlupakan. Ketika aku tak melihat lagi. Apakah pemilik harapan hanya akan ada dalam syair sang penyair. Hanya disimpan. Rasa bersalah yang tak pernah di tuangkan. Jika hanya kata-kata. hanya diraba tanpa rasa.

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Bulan masih yang kemarin, menggayut memerah diatas kota. Mengantar wajahku yang keruh meruh. Mengalis membawa seribu duka. Bayang ku tak mengaca. Di atas aliran nafas kertas. Entah kemana perginya. Harum nafas pena yang segar menari dengan jemari ini. Menimbulkan gairah beretorika. Ketika pulang merantau, masih sempat aku menggamit mu.

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Malam tambah muram, segalanya makin tenggelam, kerut hitam memagut, merintih dihimpit buntu. Titik-titiknya hilang ditelan sesuatu yang tak dikenali sang penyair. Sang penyair tetap menulis.  Menulis orasi-orasi jiwa yang kosong pengalaman hingga terangkai menjadi alphabet yang mengerikan!

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Benarkah bahwa dunia hanya sebatas kerinduan? Seperti selarik hujan yang singgah? Tak sanggup mengikis usia yang menjalin debu.  Hati ini hanya disesaki kenangan. Yang urung kembali. Merambah jalan-jalan semak berduri. Terjatuh, tertatih kehilangan diri. Terbata mengeja zaman, melawan arus.
Mungkin hujan yang tetap membasahi ingatan sang penyair.
Tentang hujan yang membawa sejuta rindu yang selalu sang penyair tuangkan lewat tulisan. Dalam dan mengalun. Selebihnya, sang penyair hanya menjadi PECUNDANG!!

Aku Ingin Menjadi Penulis.. suaranya kali ini sesunyi isya. Bukan riuh kanak-kanak. Tapi isak kanak-kanak.

Aku Ingin Menjadi Penulis..
Mungkin selayaknya ku seberangkan saja kisah-kisah yang hilang. Sang penyair tak berwajah dengan berjuta kenangan. Sang penyair berjaga, bagai serdadu tua. Malam semakin larut. Heningnya, angin mengetuk, hujan mendenting, rintiknya, gerimisnya. Kau layarkan dengan perahu yang tumbuh. Kau antarkan jemari ini menuju sebuah titik. Ke ketinggian puncak Gunung Tajam, sejauh mata melepas pandang. Tampak jurang menantang. Terjal, Curam dan mematikan “satu buku sebelum mati” bersama mitos, gosip dan gurau.

Dan seperti orang-orang menertawakan Nuh As,merekapun tak percaya bila sang sejoli kan kembali. Tak serupa orang yang menggantikan harapan dengan ketidakpastian. Sang penyair tak kan tua jika bersanding dengan sang suara. Sang sejoli tak bersatu ini kan tua tanpa pengagum tanpa penjaga

Kebijaksanaan waktu tidak ingin untuk menjawab
Sekarang waktunya. Satu Buku Sebelum Mati
Tidak ada lagi lembar yang berisi alphabet mengerikan karena ia bercerita betapa pecundangnya seseorang yang retorika tidak berbanding lurus dengan aksi nyata.

Dengan semangat muda sang penyair berlapang dada. Lekas bergegas membawa perkakas. Berpikir cerdas. Bekerja keras. Menyatu dalam darah yang ekntal merah yang membuat sang penyair tak menyerah. Jangan berlari. Tatap hatimu menyambut ambisi. selagi pena masih terhunus. Satu Buku Sebelum Mati



untuk Kuis Tiket GRATIS event KUMPUL PENULIS 2 BANDUNG oleh Glanz Organizer

Jumat, 11 Mei 2012

fragmen cerita


Apakah kau paham, maksud laku ku? Ya, kau tak paham. Visualku menangkap teduhnya mata mu. Teduh melihat bocah ingusan buah hatinya. Inginmu aku bergelayutan dihatimu. Tapi itu bagus, setidaknya kau tak akan mengerti apa maksud semua ini. Maksud leksem yang ku lontarkan. Karena memang ku pudarkan semua. Ku pudarkan semua yang terselip mendetail di buku-buku kalbu. Kau tak akan pernah mengerti. Karena memang aku membuatnya begitu. Pemahaman mu ketai. Ketai dihunus tajamnya laku ku.

Sayup terdengar, hati nurani ku berbisik. Tak mungkinlah aku ajek tak memesona layaknya ini. Haruslah aku beralih asbab aku tak dapat menjarah hati para bidadari surgawi untuk berbisik “Amboi..” kala melihat aku dari khayangan tempat mereka bertinggal. Ha! Langkah mungil gadis bertopeng tomboy, gagah, kuat dan berani pun dimulai. Topeng.

Laksana kupu-kupu cantik yang telah habis masa bermalas-malasannya. Dia pun mencoba keluar dari jeratan pupa yang menjerat nya. Hati pun berpeluh. Tak mau pasrah akan keadaan. Terus berusaha berjuang hingga berhasil memamerkan sayap jelita yang tak abadi. Begitupun aku.

Dapatkah aku? Aku kenal betul bahwa restu illahi kan selalu mengiringi. Begitupun terjangannya. Tak mudah untuk menjadi cantik. Cantik dan menjadi kekasih nya. Mengejar cintanya. Tak mudah. Iblis pun ikut serta berlomba membentut usaha ku menjadi pecah berketai fiasko. Itu pasti. Jelas tertulis dalam surat cinta-Nya.

Sayangnya aku bertopeng tomboy, gagah dan kuat. Seorang pun tak tau seberapa getas, kalai dan hasai nya gadis bertopeng ini. Tentu aku tak biasa dengan kata menyerah. Tetap ku terjang ombaknya hingga moksa menjadi buih. Tahapan yang memang tak dimudahkan ku lalui. Meski ku tau semua itu esoteris daripada ajek sekalian. Mengapa tidak, jika tombaknya akan baik?

Manusia, makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan. Baik, pengertian sempurna disini adalah. Berbuat salah. Memang kami tempatnya salah. Tong salah. Tak disalahkan jika manusia salah. Seorang pun tak boleh. KALIAN! Salah!! Salah mengenai pengertian sempurna di surat cinta-Nya. APA YANG KALIAN TAU? Serampangan menilai orang. Menyampahi paradigma orang. Ehm, maksud ku. AKU! Aku salah menilai kalian salah!

Manipulatif.

Manusia. Manipulatif. Jahat. Allah tidak menggoreskan setitik pun kata menjadi jahat dan manipulatif. Tapi kalian? Awut-awutan bertengkar. Menentukan mana yang baik. Kalian ingin mencermini Kafilah terakhir Allah? Farik! Kadim dan kini jauh berbeda. Kalian nampak pongah!


Hakim yang adil itu Allah SWT. Dia yang tau hambanya ini sedang apa? Apa niatnya? Dia yang maha tau..!


Bukan KALIAN!!

Dan aku berusaha ajek dan tak berlaku seperti kalian. Hentikan hantaman kemanipulatifan ini. Cukupkan, sudahi korban nya hanya berakhir di hamba Allah yang selalu salah ini saja. Yaitu aku. Gadis bertopeng.

Mendesah resah. Jiwa hatiku kembali terjamahkan. Setelah dua tahun silam terjerit sepi hingga melekkah mata hati. Kini jiwaku terpanggil. Akankah dia diilhami Allah? Ah, sudahlah.
Ya masih banyak tahun. Afair? Untuk menjadi afdal. Senyum ku tersungging cilik disudut bibir yang layaknya tak tau akankah kau lihat dan resapi di ruas mimpi saat sadar mu berada di bawah batas.
Hei aku juga altruis
Tapi, Siapalah aku ingin mencintai mu. Andai cintaku pada sang khaliq belum tercapai. Andai bidadari surga belum cemburu terhadap aku.

Aku kagumi sebuah keajaiban. Kasih sayang sang khaliq kepada hambanya yang hanya seorang gadis bertopeng. Tak kuasa mata hati melawan untuk tak sedikit berkedip. Engkau hadirkan jutaan sahabat seperjuangan. Yang bertawa renyah, bersenyum malaikat, bertangis bayi, beriuh kanak-kanak, berotak einstein. Senantiasa setia menemani hidup aku. Di pulau orang. Berpikir keras. Bekerja keras. Menyatu dalam darah yang kental merah. Yang membut kita tak menyerah.

Bangunlah, sadarlah, buka matamu, saring hatimu. Kita semua ini bertopeng. Janganlah menyanggah orang yang munafik. Karena setiap orang itu munafik. Ya, kau, aku, kita semua yang hidup didunia ini. Yakin. Tak ada satu diantara kalian ringan hati mengakui kesunyataan yang terpudarkan oleh masa.
Tapi, pantaskah kita yang memacu penuaan bumi ini hingga kelak ia tak mampu melewati waktu yang digariskan Sang Pencipta? Apakah itu perkerjaan manusia yang secara tak sadar telah dilakoni? Tak ada manusia di antara kita yang sanggup dengan datar hati menerima tudingan pewaris yang tak mampu mewariskan
Tak banyak yang ingin aku utarakan. Hanya ini urahan bulan-bulanku di pulau orang. Urahan pengalaman. Ah, aku seperti wreda saja. Pongahku menggeliat disudut hati.
Dan hari ini. Aku kembali. Kembali ke ketiak sumber cahaya ku. Sumber semangat ku. Sumber cintaku. Sumbernya aku. Seorang gadis bertopeng. Cita Verina
Kecupku pada tanah pembentuk gadis bertopeng ini.
Setinggi-tinggi melambung, surutnya ketanah juga.

Depok, 31 Desember 2011
07.00 | Inspirasi Pagi

Kamis, 10 Mei 2012

dari @cicitataa ke @citaverina31


@ayuntari625 : 
kayanya @cicitataa bagusnya di pb aja nih, soalnya pandai merangkai kata menjadi kalimat indah


wehehe. kakakkk. kan Teknik Grafika dan Penerbitan PNJ fleksibel prodi nya :D *ini ga dibayar sama jurusan saya loh! :D*


@taraataruu  :Ini tweet citacitakuh pengadem hati sekali @cicitataa ‎​​♥ 


kulkas kali ya tara? :D


@ockatos     : @cicitataa Speechless....thank you cita! That's best quote what I ever heard from Cita :-) 
owalah okaa ini moodbooster ku selain ipi @iphyton dan ami @amiyarsya, semangat ya menjalani hidup. hati2 ke kelas pagi2 tar ada tipe-X jatuh sendiri lagi :p

@bungarmdhna   : @cicitataa tweet kakak tentang jilbab menggugah hati bgt u_u
alhamdulillah bunga :-) cepet nyusul ya sayang ^^ aamiin

@InspiraSteve    : Have a great day... Tweet your Bio :) :) :) RT @cicitataa 
my bio? have a great day too mr. Steve :D



 krik krik. cuma seneng aja, dari kicauanku ada yang seneng gitu. ihiyyy. alhamdulillah.. <-- Feeling abis

keep it up, dearest! -My Mother




menyeru kebaikan itu setiap hari, setiap saat, setiap detik, setiap ada kemauan, ada kemauan pasti ada kesempatan, dimana ada ketidakmauan disitulah banyak alasan. betul? hehe :D


setidaknya via twitter :-)









akhirnya di share juga II



lu ke GR an sih cit-_______-

perceiving. antara bikin PD dan buruk sangka.

"penghajaran idealisme itu perlu, kita diingatkan. sesuatu yang berlebihan itu gak baik. imbanglah antara realis dan idealis"

sejauh apa sih cit kamu tau masalah umat?
sejauh apa sih cit kamu kenal personal mereka?
sejauh apa sih cit kamu memahami cara berpikir mereka?

seluas apa sih cit hati kamu untuk menerima komentar, pemikiran, tindakan dan kritik mengagetkan dari mereka?
hujaman lisan. tak apa kan?

hatimu seluas semesta kan? :-)
percayakan Allah mengkaruniaimu hati yang luasnya seluas semesta kan? :-)
jadi, lantunkan rabithah untuk mereka. percaya. semua atas izin Allah. ya, SEMUA :')


as long as you believe in Allah. yah, as long as..


the way i felt


Depok 3 Mei 2012

habis ini, besoknya aku dirawat dirumah sakit-_____-





Akhirnya dishare juga I

Ikatan yang memanipulasi
Perjuangan yang penuh kemunafikan
Tawa yang menjerumuskan
Kebahagiaan penuh kontaravensi

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman
jadi tawanan di tanah orang
sajadah tak mau bersaksi karena tak mengerti

gelisah? mulai gelisah?
pena perlawanan mungkin kan ikut berjibaku

astagfirullah..

cita verina sayangku, mengapa dikau?
tidak apa apa :-)
membatin, ada sesuatu mengiris tembok jantungku.

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman

kenapa aku tak berani bertutur? tuturan banyol yang biasa kuluncurkan untuk membantuku memastikan bahwa "ya, hanya dirimu. semua baik-baik saya" itupun tak mampu. ada sesuatu yang mengganjal

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman

mulut ini bungkam. bungkam, karena mendapati tak ada lagi yang dapat dipercaya..
ya, sirna. semua kepercayaan. seakan tak mau lagi menghadapi dunia diluar sana yang penuh dengan kemunafikan. dan aku.. aku akan menjadi seperti mereka. ga mau *aku terisak*


harus kutumpahkan pada siapa semua ini? semuanya.. semuanya..

terkucilkan terasingkan. 
sendiri mengeja zaman

Mama.
ku telfon mama. tumpah semuanya. ah mama :-)


the way i felt


Depok 3 Mei 2012
-dipotong telfonan sama mama-





hujan do'a

masih ku hidupkan gerimis yang menyisakan rindu di hati

tidakkah kau rasakan? resapi? aku.. ya aku
aku ada disetiap dentingan gerimis. ada untuk menyatakan. ya, hanya untuk menyatakan. aku merindukan kalian :")

Selasa, 10 April 2012

Kiri dan Kanan

tulisan ini dibuat ketika aku merindukan mereka.

mungkin kita ajek mengklasifikasikan manusia. padahal itu kurang baik. tapi, ya mau bagaimana lagi? pengklasifikasian itu penting. dan dengan mengklasifikasikan itulah kita jadi mudah menyikapi mereka yang tidak berada dalam satu klasifikasi terhadap kita. dalam hal tertentu yah, tidak dalam semua hal.

Kiri dan Kanan (Baca : hedonisme dan tak hedonisme)

saya, Cita Verina
pernah membaur. bukan hanya membaur tapi juga melebur kedalam Kiri dan Kanan.
membaur ke Kiri. yak, masa-masa jahiliah itu adalah masa-masa SMA. tapi alhamdulillah, Allah memberikan hidayahNya yang bgitu manis. hingga pikiran-ku terbuka. dan menemukan apa yang sebenarnya ku cari dalam hidup ini. dengan memlebur dalam Kanan. aku banyak menerima tamparan-tamparan hati yang menggugah.


sebenrnya apa itu hedonisme? jika kita menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia makan akan kita dapatkan

hedonis /hédonis/ n Fil filsuf yg berpendirian bahwa tujuan hidup manusia yg terutama ialah memperoleh kesenangan

ya benar, kesenangan di Akhirat. bertemu dengan sang Khaliq. berkumpul dengan Nabi Muhammad SAW di Jannah. subhanallah..

hedonisme /hédonisme/ Fil n paham yg beranggapan bahwa kesenangan adalah yg paling benar di dunia ini

dunia? i dont think so

disinilah letak perbedaannya.

disinilah letak perbedaan pendapat orang kiri dan orang kanan. jadi, aku sempat memiliki dua kepribadian yang betolak belakang. tapi ketika aku melebur bersama orang-orang kiri aku merasa itu bukan aku. dan agak sulit untuk menjadi diriku yang melebur bersama orang-orang kanan. ditengah-tengah hingar bingar kesenangan duniawi yang mereka jejali kedalam 6 indra ku.

yah, itu adlaah masa-masa menyeramkan.

aku pernah dijuri-i oleh mereka dari orang kiri dan pertanyaan pertanyaan gamblang yang meluncur dari mulut mereka

"ngapain sih lo mikirin akhirat?"
"gue gak habis pikir pas lo ngtweet tentang kematian, lo gila ya"
"kita tuh sahabat elo, lah gue gak mau lah sahabat gue jadi fanatik gini sama agama"
"gue lebih seneng pas lo pake belom pake jilbab"

mereka bilang, jadi diri sendiri. tapi menjadi lebih baik dari diri kamu. why not? selama itu masih dalam koridor kebenaran Al-Qur'an dan As Sunnah?

inilah perbedaannya. mereka menganggap aneh segala pemahaman yang ada di Al-Qur'an dan As Sunnah. mereka berpikir. that is TOO fast. i'm still young, still wanna be happy as well. bahagia tanpa batasan-batasan yang memang seharusnya menjadi batasan. astagfirullah...

perbedaan ini yang akhirnya menjadi penyeleksian tersendiri. yah, itulah kesalahan saya. kesalahan yang banyak dilakukan oleh orang-orang kanan.

orang seperti mereka itu jangan dijauhi. di dekati.
mereka itu menyedihkan. kenapa cita bilang mereka itu menyedihkan? karena mereka tidak tau indahnya kasih Allah. indahnya kasih Allah yang membuat cita dan teman-teman gak pacaran, gak jadi kupu-kupu, rapat setiap hari, mengemban amanah dan lain-lain

lagi dan lagi. kreatif itu relatif.
dan dalam menyikapi mereka pula cita dan teman-teman harus kreatif.

ayo, siapa berani memasuki medan ini? bismillah..

luruskan niat semua karena Allah SWT.


Rabu, 28 Maret 2012

MOHON DI BACA DAN DIPERHATIKAN KESALAHAN PENULISAN

Kesalahan penulisan "Aamiin" Yang sering Terjadi.

Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan makna kata “AMIN” yaitu :

1. ”AMIN” (aliF dan mim sama-sama pendek),artinya AMAN, TENTRAM.

2. “AAMIN” (alif panjang&mim pendek),artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN.

3.”AMIIN” (alif pendek&mim panjang),artiny a JUJUR TERPERCAYA.

4.“AAMIIN” (alif&mim sama-sama panjang),artinya
--> YA RABB,, KABULKANLAH DOA KAMI.

Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan “ Amien“ ???

Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari,
karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh Manusia penyembah berhala (Paganisme) setelah do’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra) (Penganut Agama KAFIR)

Dan Satu Lagi.
Perhatikan Penulisan di Bawah Ini.. Wahai Sahabat Muslim..!

HINDARI PENULISAN :

1."ASS,
2 ASSKUM,
3 MOHD,
4 MOSQUE,
5 4JJI, MECCA !!"

Biasa nya Muslim Masih Menggunakan Penulisan ini.

1.''Ass,Askum'' dalam ucapan salam kepada Teman nya dll).
2.''Mohd''untuk panggilan nama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
3.''Mosque''untuk panggilan sebuah masjid.
'4.'4JJI''untuk panggilan Allah SWT.
5.''Mecca''untuk sebutan Mekah.

Penulisan ini Mengandung Arti Sesat/Salah Bagi kita Seorang Muslim..!!

Yukk, Kita Perbagus Aturan Agama kita Islam ini, Gunakan sesuai dengan aturannya..

ini Arti Penulisan di Atas :

1. ASS artinya = PANTATMU!
ASKUM artinya= CELAKALAH KAMU!

Jadi Penulisan yang Benar untuk kita Muslim --> "Assalammu`alaikum dan Assalammu`alaikum warahmatullahi wabarrakatuh.

2. Mohd Artinya Adalah anjing bermulut besar.

Jadi Penulisan yang Benar untuk kita Muslim --> Nabi Muhammad Shalallahu`alaihi wa Sallam (S.A.W)

3. janganlah bilang Mosque tapi Bilang "..Masjid,
karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque itu Artinya adalah nyamuk."

4. 4JJI aRtinya Adalah for judas Jesus Isa al masih. Agama Kristen (Nasrani)

Jadi Cara Penulisan yang Benar adalah --> " Allah Shubhanahu wa ta`ala (S.W.T)

5. MECCA Artinya adalah rumah anggur/bir.

Jadi Penulisan yang Benar dan Ucapan yang Benar adalah " MEKAH..

Kamis, 22 Maret 2012

just for you know :")

Ups! Debat? boleh atau tidak? :-)

1. Nabi Muhammad shållallåhu ‘alayhi wa sallam

Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”

(HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)

2. Nabi Sulaiman ‘alaihissalam

Nabi Sulaiman ‘alaihissalam berkata kepada putranya:

“Tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.”

[Ad-Darimi: 309, al Baihaqi, Syu’abul Iman: 1897]

3. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa

“Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila engkau selalu mendebat. Dan cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu berbicara dengan selain dzikir kepada Allah.”

[al-Fakihi dalam Akhbar Makkah]

4. Abud Darda radhiyallahu ‘anhu

“Engkau tidak menjadi alim sehingga engkau belajar, dan engkau tidak disebut mengerti ilmu sampai engkau mengamalkannya. Cukuplah dosamu bila kamu selalu mendebat, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu menentang. Cukuplah dustamu bila kamu selalu berbicara bukan dalam dzikir tentang Allah.”

[Darimi: 299]

5. Muslim Ibn Yasar rahimahullah

Jauhilah perdebatan, karena ia adalah saat bodohnya seorang alim, di dalamnya setan menginginkan ketergelincirannya.”

[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra; Darimi: 404]

6. Hasan Bashri rahimahullah

Ada orang datang kepada Hasan Bashri rahimahullah lalu berkata,

“Wahai Abu Sa’id kemarilah, agar aku bisa mendebatmu dalam agama!”

Maka Hasan Bashri rahimahullah berkata:

“Adapun aku maka aku telah memahami agamaku, jika engkau telah menyesatkan (menyia-nyiakan) agamamu maka carilah.”

[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 588]

7. Umar ibn Abdul Aziz rahimahullah

“Barangsiapa menjadikan agamanya sebagai sasaran untuk perdebatan maka ia akan banyak berpindah-pindah (agama).”

[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 565]

8. Abdul Karim al-Jazari rahimahulah

“Seorang yang wira’i1 tidak akan pernah mendebat sama sekali.”

[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 636; Baihaqi dalam Syu’ab: 8249]

9. Ja’far ibn Muhammad rahimahullah

Jauhilah oleh kalian pertengkaran dalam agama, karena ia menyibukkan (mengacaukan) hati dan mewariskan kemunafikan.”

[Baihaqi dalam Syu’ab: 8249]

10. Mu’awwiyah ibn Qurrah rahimahullah

“Dulu dikatakan: pertikaian dalam agama itu melebur amal.”

[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 562]

11. al Auza’i rahimahullah

“Jika Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum maka Allah menetapkan jidal pada diri mereka dan menghalangi mereka dari amal.”

[Siyar al-A’lam 16/104; Tadzkiratul Huffazh: 3/924; Tarikh Dimsyq: 35/202]

12. Imran al-Qashir rahimahullah

“Jauhi oleh kalian perdebatan dan permusuhan, jauhi oleh kalian orang-orang yang mengatakan: Bagaimana menurutmu, bagaimana pendapatmu.”

[Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 639]

13. Muhammad ibn Ali ibn Husain rahimahullah

“Pertikaian itu menghapuskan agama dan menumbuhkan permusuhan di hati orang-orang.”

[al-Adab al-Syar’iyyah: 1/23]

14. Abdullah ibn Hasan ibn Husain rahimahullah

Dikatakan kepada Abdullah ibn al Hasan ibn al Husain rahimahullah,

“Apa pendapatmu tentang perdebatan (mira’)?”

Dia menjawab:

“Merusak persahabatan yang lama dan mengurai ikatan yang kuat. Minimal ia akan menjadi sarana untuk menang-menangan itu adalah sebab pemutus talit silaturrahim yang paling kuat.”

[Tarikh Dimasyq: 27-380]

15. Bilal ibn Sa’d rahimahullah (kedudukannya di Syam sama dengan Hasan Bashri di Bashrah)

“Jika kamu melihat seseorang terus-terusan menentang dan mendebat maka sempurnalah kerugiannya.”

[al-Adab al-Syar’iyyah: 1/23]

16. Wahab ibnu Munabbih rahimahullah

“Tinggalkanlah jidal dari perkaramu, karena ia tidak akan dapat mengalahkan salah satu dari dua orang: seseorang yang lebih alim darimu, bagaimana engkau memusuhi dan mendebat orang yang lebih alim darimu? Dan seseorang yang engkau lebih alim daripadanya, bagaimana engkau memusuhi orang yang engkau lebih alim daripadanya dan ia tidak mentaatimu? Maka tinggalkanlah itu.”

[Tahdzibul Kamal: 31/148; Siyarul A’lam: 4/549; Tarikh Dimasyq: 63/388]

17. Malik ibnu Anas rahimahullah

Ma’n rahimahullah berkata:

“Pada suatu hari Imam Malik ibn Anas berangkat ke masjid sambil berpegangan pada tangan saya, lalu beliau dikejar oleh seseorang yang dipanggil dengan Abu al-Juwairah yang dituduh memiliki Aqidah Murji’ah.”

Dia berkata:

‘Wahai Abu Abdillah dengarkanlah dariku sesuatu yang ingin saya kabarkan kepada anda, saya ingin mendebat anda dan memberi tahu anda tentang pendapatku.’

Imam Malik berkata,

‘Hati-hati, jangan sampai aku bersaksi atasmu.’

Dia berkata,

‘Demi Allah, saya tidak menginginkan kecuali kebenaran. Dengarlah, jika memang benar maka ucapkan.’

Imam Malik bertanya,

‘Jika engkau mengalahkan aku?’

Dia menjawab,

‘Maka ikutlah aku!’

Imam Malik bertanya lagi,

‘Kalau aku mengalahkanmu?’

Dia menjawab,

‘Aku mengikutimu?’

Imam Malik bertanya,

‘Jika datang orang ketiga lalu kita ajak bicara dan kita dikalahkannya?’

Dia berkata,

‘Ya kita ikuti dia.’

Imam Malik rahimahullah berkata:

“Hai Abdullah, Allah azza wa jalla telah mengutus Muhammad dengan satu agama, aku lihat engkau banyak berpindah-pindah (agama), padahal Umar ibnu Abdil Aziz telah berkata, “Barangsiapa menjadikan agamanya sebagai sasaran untuk perdebatan maka dia akan banyak berpindah-pindah”.”

Imam Malik rahimahullah berkata:

”Jidal dalam agama itu bukan apa-apa (tidak ada nilainya sama sekali).”

Imam Malik rahimahullah berkata:

“Percekcokan dan perdebatan dalam ilmu itu menghilangkan cahaya ilmu dari hari seorang hamba.”

Imam Malik rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya jidal itu mengeraskan hati dan menimbulkan kebencian.”

Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang seseorang yang memiliki ilmu sunnah, apakah ia boleh berdebat membela sunnah? Dia menjawab,

”Tidak, tetapi cukup memberitahukan tentang sunnah.”

(Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik, Qadhi Iyadh: 1/51; Siyarul A’lam: 8/106; al-Ajjurri dalam al-Syari’ah, hal.62-65)

18. Muhammad ibn Idris as-Syafi’I rahimahullah

“Percekcokan dalam agama itu mengeraskan hati dan menanamkan kedengkian yang sangat.”

[Thobaqat Syafiiyyah 1/7, Siyar, 10/28]

19. Ahmad bin Hambal rahimahullah

Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang,

“Saya ada di sebuah majelis lalu disebutlah didalamnya sunnah yang tidak diketahui kecuali oleh saya, apakah saya mengatakan?”

Dia menjawab:

“Beritakanlah sunnah itu, dan janganlah mendebat karenanya!”

Orang itu mengulangi pertanyaannya, maka Imam Ahmad rahimahullah berkata:

“Aku tidak melihatmu kecuali seorang yang mendebat.”

[al-Adab as-Syar’iyyah: 1/358, dalam bab menyebar sunnah dengan ucapan dan perbuatan tanpaperdebatan dan kekerasan; al-Bashirah fid-Da’wah Ilallah: 57]

20. Shafwan ibn Muhammad al-Mazini rahimahullah

Saat Shafwan rahimahullah melihat para pemuda berdebat di Masjid Jami’ maka ia mengibaskan tangannya sambil berkata:

“Kalian adalah jarab2, kalian adalah jarab.” [Ibnu Battah: 597]

Dahulu dikatakan:

“Janganlah engkau mendebat orang yang santun dan orang yang bodoh; orang yang santun mengalahkanmu, sedang orang yang bodoh menyakitimu.”

[Al-Adab al-Syar’iyyah: 1/23]

“Ya Allah jauhkanlah kami dari jidal, dan anugerahkan pada kami istiqomah. Janganlah Engkau simpangkan hati kami setelah engkau memberi hidayah pada kami.”

Aamiin.

Sumber: alqiyamah

Wasiat asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bin Ali al-Yamani al-Wushobi al-Abdali

Wahai Penuntut ilmu, jika kamu membuka pintu debat bersama temanmu maka sungguh kamu telah membuka pintu penyakit fitnah buat dirimu. Apabila seseorang penuntut ilmu tidak menjauhkan diri darinya tentu akan mendapatkan marabahaya.

Rasulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ما ضل قوم بعد هدى كا نوا عليه إلاأوتواالجدال : ثم قرأ : ماضربوه لك إلاجد لا بل هم قوم خصمون – رواه الترمذي عن أبي أمامة الباهلي –

ِArtinya : “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mereka mendapatkan petunjuk kecuali Allah berikan kepada mereka ilmu debat. Kemudian beliau membaca : mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.”

(HR Tirmidzi dari Abu Umamah al Bahily)

Saya masih teringat seorang teman ketika awal belajar di Madinah, mungkin kurang lebih dua puluh empat atau dua puluh lima tahun yang silam, dia terkenal banyak berdebat. Terkadang dia mulai berdebat dari setelah Isya’ sampai akhir malam. Ternyata pada akhirnya dia mendapatkan kegagalan, tidak menjaga waktu, tidak beristighfar, bertasbih, bertahlil, bangun malam, dan tidak melaksanakan bimbingan Rasulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam.

Rasulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam bukanlah pendebat. Tatkala Rasulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam pergi kerumah Fatimah dan Ali ketika beliau ingin membangunkan keduanya untuk sholat malam, beliau mengetuk pintu dan berkata :

”Tidaklah kalian bangun untuk melaksanakan sholat?”

‘Ali mengatakan :

”Sesungguhnya jiwa kami di Tangan Allah, Dia membangunkan sesuai kehendak-Nya.”

Beliau Sholallahu Alaihi Wa Sallam balik sambil memukul pahanya dan berkata :

وَكَانَ الإنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلا

” Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak mendebat/membantah.”

(QS Al Kahfi :54 )

Rasulullah tidak mendebat Ali dan beliau menganggap bahwa apa yang dijawab Ali termasuk dari jidal (debat) dengan berdalilkan firman Allah :

وَكَانَ الإنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلا

” Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak mendebat/membantah.”

(QS Al Kahfi :54 )

Wahai penuntut ilmu jauhilah dari perdebatan, karena hal yang demikian itu menyebabkan kemurkaan dan kebencian di dalam hati. Katakan kepada temanmu apa yang kamu ketahui, kalau temanmu mengatakan tidak, kembalikanlah permasalahannya kepada Syaikhmu, dan sekali lagi menjauhlah kamu dari perdebatan, Rasulullah bersabda :

إذااختلفتم قي القران فقوموا – متفق عليه

“Apabila kalian berselisih di dalam Al Qur’an maka tinggalkan tempat tempat itu.”

(Muttafaqun Alaihi)

Apabila terjadi disuatu majelis perdebatan, satu menyatakan demikian yang lain menyatakan demikian, maka dengarkan sabda Rasulullah diatas dan janganlah kalian duduk ditempat itu dan jangan mencoba untuk membuka perdebatan. Berhati-hatilah kamu dari debat dan peliharalah waktumu, insya Allah kamu akan saling mencintai dan saling menyayangi.

[Disalin oleh Abu Aufa dari buku عشرون النصيحة الطالب العلم و الد ا عي إلى الله yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul ” 20 Mutiara Indah bagi penuntut Ilmu dan Da’i Ilallah“]

Maksud perkataan ‘ulama diatas

Syaikhul Islam berkata,

“Jadi,yang dimaksud larangan para salaf dalam berdebat adalah yang dilakukan oleh

- orang yang tidak memenuhi syarat untuk melakukan perdebatan (kurang ilmu dan lain-lain)

- atau perdebatan yang tidak mendatangkan kemaslahatan yang pasti;

- berdebat dengan orang yang tidak menginginkan kebenaran,

- serta berdebat untuk saling unjuk kebolehan dan saling mengalahkan yang berujung dengan ujub (bangga diri) dan kesombongan.

Beliau melanjutkan,

“Jidal (adu hujjah) adalah masalah yang hukumnya belum pasti; dan untuk menentukan hukum tentang masalah ini, tergantung kepada kondisi yang ada. Sedangkan debat yang sesuai dengan syari’at, maka hukumnya terkadang wajib dan terkadang mustahab.

Kesimpulannya, debat itu terkadang terpuji dan terkadang tercela; terkadang membawa mafsadat (kerusakan) dan terkadang membawa mashlahat (kebaikan); terkadang merupakan sesuatu yang haq dan terkadang merupakan sesuatu yang bathil.”

Wallåhu ta’ala a’lamu bish shåwwab..


Catatan : artikel ini yang bikin aku mengundurkan diri dari berbagai lomba debat/seleksi lomba debat yang mampir ke aku :-)